Di mata orang kerdil
Permasalahan kecil menjadi besar.
Di mata orang berjiwa besar
Permasalahan besar tampak kecil.
Betapa banyak orang kesusahan lantaran masalah sepele yang tidak layak untuk dirisaukan. Perhatikan orang yang mengidap hipokrisi! Alangkah rendah keinginannya dan alangkah hina cita-citanya. Kata-kata yang biasa terlontar dari mulut orang seperti itu: "Jangan berangkat (pergi berperang) saat panas terik begini!", "Berikan saya izin (tidak pergi berperang), tetapi jangan fitnah saya!, "Rumah kami terbuka", "Kami takut akan mendapat bencana", "Allah dan Rasul-Nya hanya menjanjikan tipu daya". Alangkah buruk sifat dan jiwanya.
Keinginannya hanya tertuju pada urusan perut, tidur nyenyak, kendaraan mewah, dan rumah gedong. Ia tidak pernah membuka mata untuk berpikir ideal.
Ia selamanya tidak ingin menjadi orang yang utama (di hadapan Allah), meskipun pendidikannya selangit dan ilmunya tinggi. Lihatlah sebagian orang yang tiap hari meributkan pagi dan petang. Keributan itu bisa dikarenakan bertengkar dengan istri, anak, kerabat, atau mendengar kabar yang belum tentu benar. Inilah masalah-masalah yang selalu dihadapi oleh orang yang mengidap hipokrisi.
Ia tidak memiliki cita-cita luhur yang menyibukkan hari-harinya. Ia tidak mempunyai perhatian yang serius terhadap masalah-masalah besar yang bisa menyita waktunya. "Air yang tumpah dari bejana pasti akan dipenuhi oleh udara," katanya. Dengan kata lain, memikirkan urusan orang lain bukanlah urusannya. Untuk apa ia bersusah payah dan berlelah-lelah memikirkan orang lain? Ia berpikir bahwa apa yang ia miliki adalah hasil jerih payahnya sendiri. Pemikiran seperti ini jelas keliru dan merugikan, karena hanya ingin menang sendiri.
Para psikolog mengatakan, "Tetapkanlah batas yang logis untuk segala sesuatu!" Pemikiran ini dibenarkan oleh firman Allah Swt. "Allah telah mengadakan ketentuan bagi segala sesuatu," (al-Thalaq [63]: 3).
Para sahabat yang agung memiliki cita-cita mulia yang dipatri dengan baiat di bawah pohon. Mereka mendapatkan keridaan Allah. Bersamaan dengan para sahabat, ada seseorang yang cita-citanya hanya untuk berdagang sampai mati, sehingga balasannya terhalang dan tertimpa murka Allah. Karena itu, tinggalkan kesengsaraan dan kesibukan mengurusi masalah dunia.
Dengan meninggalkannya, bermacam keinginan muluk kita akan sirna, sehingga kita bisa menjalani hidup dengan bahagia dan gembira.
Diambil dari buku "SELALU ADA SOLUSI,
40 Rahasia Ketangguhan dan Keberuntungan Orang Beriman"
Karya Syekh 'Ali Ahmad al-Thahthawi
benar Mas, banyak manusia sekarang mengejar kulit dari pada isi. Bermegah2 sekejap lalu, mati. sia2lah yang mereka kerjakan, hiduplah sewajarnya sampai khalik nanti memanggil.
BalasHapusSalam kenal..
BalasHapuscoba di cek di blog sayo, di sidebar "blogger jambi" apa benar penulisan nama blog ini, yang saya entri ke daftar blogger Jambi.
tolong di koment di absen blogger Jambi.
keep posting
Merdeka
Terimakasih banyak mas pri.
BalasHapusMaaf, saya memang salah tapi itu kemarin saya lakukan karena saya terlalu emosi dengan orang yang bersangkutan.
Tapi setelah membaca artikel Mas Pri, Saya jadi sadar dan saya sekarang hanya ingin menulis sesuatu yang bermanfaat dan bukan curahan hati yang emosi saja.
Go Mas Pri